Cara Mengenali Makanan Ultra-Proses dan Waktu yang Pas Mengkonsumsinya


KURAZONE ~ Lebih dari 50 persen makanan yang beredar di swalayan dan restoran merupakan makanan ultra-proses. Meski begitu, masih banyak orang yang tak menyadarinya serta tak mengetahui dampaknya bagi kesehatan.

Agar makanan yang Anda konsumsi sehari-hari berkontribusi baik bagi kesehatan, Anda perlu mengetahui apa yang dimaksud makanan yang tidak diproses dan makanan ultra-proses. Dengan mengenali keduanya, Anda bisa menetapkan mana pilihan asupan makanan yang sehat untuk keluarga.

KENALI CIRI-CIRI NYA

Makanan yang tidak diproses (unprocessed foods) merupakan makanan yang dimakan dalam bentuk aslinya, tanpa melalui proses pengolahan tertentu. Misalnya saja sayuran, buah-buahan, telur, dan susu.

Sementara itu, makanan yang diproses atau biasa disebut processed foods merupakan makanan yang mengalami proses pengolahan, sehingga bentuknya berbeda dengan bentuk awalnya.

Umumnya, makanan yang diproses diberi minyak, garam, atau gula, dan melewati proses pemanasan, pasteurisasi, pengeringan, atau pengawetan. Contoh makanan yang diproses adalah keripik kentang, jus dalam kemasan, kentang yang dibekukan, dan sebagainya.

Bisa dibilang, makanan ultra-proses (ultra-processed foods) merupakan bagian dari makanan yang diproses. Yang membedakannya adalah produsen makanan menambahkan perisa, gula, lemak, atau pengawet makanan berbahan kimia pada makanan ultra-proses. Contoh makanan ultra-proses adalah es krim, sereal berperisa coklat, nugget dalam kemasan, sosis dan sebagainya.

Baca Juga : 7 Makanan Enak dan Sehat Ini Ternyata Adalah Junk Food

Membaca fakta nutrisi pada kemasan merupakan cara paling sederhana untuk menemukan makanan ultra-proses. Sebagian besar makanan ini memang disajikan dalam bentuk kemasan. Coba perhatikan, apakah komposisinya bisa ditemukan di dapur Anda.

Bila daftar komposisi makanan sangat panjang, dengan banyak istilah kimia, hampir pasti itu adalah makanan ultra-proses. Kandungan seperti kasein, laktosa, whey, dan gluten umumnya hanya ditemukan dalam makanan ultra-proses. Selain itu, ada bahan yang berasal dari pemroresan lanjut, seperti minyak terhidrogenasi, protein terhidrolisis, isolat protein kedelai, maltodekstrin, dan sirup jagung (high-fructose corn syrup/HFCS).

Selain itu, makanan ultra-proses dirancang untuk memiliki masa kedaluwarsa yang panjang serta harganya terjangkau dan praktis.

Dengan mengetahui ciri dan bahaya makanan ultra-proses, diharapkan Anda mulai waspada. Bukan hanya karena kadar gula, garam, dan lemaknya yang tinggi, tapi juga cara makanan tersebut diproses. Memang tak mungkin sama sekali menghindari konsumsi makanan ultra-proses, tapi membatasinya akan membantu Anda hidup lebih sehat.

Waktu yang Pas Mengkonsumsinya

Salah satu makanan Ultra-Proses yang paling sering dimakan adalah fast food atau makanan cepat saji yang diantaranya adalah seperti snack dengan tinggi kalori, pizza, mie instan, humberger, saus, es krim, soda, kentang goreng, salad maupun ikan bertepung.

Makanan-makanan tersebut lebih cocok dimakan ketika sedang melakukan kegiatan tertentu seperti camping, naik gunung atau sedang mengalami kebanjiran karena stock makanan menipis. Atau ketika sehabis pulang dan tidak ada makanan di dapur, maka makanan Ultra-Proses menjadi jalan pintas untuk mengganjal perut. Namun perlu digaris bawahi bahwa mengkonsumsi makanan Ultra-Proses tersebut alangkah baiknya tidak terlalu sering alias dibatasi.

Referensi :
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3629507/mengenal-makanan-ultra-proses-dan-bahayanya-pada-kesehatan
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3631255/yuk-mengenal-makanan-ultra-proses-dan-efeknya-bagi-kesehatan





أحدث أقدم