Pengertian Hipotermia, Pemicu, Penyebab, Gejala, Diagnosa, Komplikasi, Cara Mengatasi dan Pencegahan


KURAZONE ~ Sebagai seorang Pendaki Gunung, pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah ini. Namun, bagi yang belum tahu apa itu Hipotermia, maka alangkah baiknya jika kalian segera mengetahuinya, apalagi di cuaca yang terasa dingin saat ini. Karena jika disepelakan bisa berakibat fatal.

Pengetian Hipotermia

  • Hipotermia merupakan kondisi saat temperatur tubuh menurun drastis di bawah suhu normal yang dibutuhkan oleh metabolisme dan fungsi tubuh, yaitu di bawah 35 derajat Celsius. 
  • Kondisi ini harus mendapatkan penanganan segera, karena dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf dan fungsi organ lain dalam tubuh. 
  • Selain itu, kondisi ini juga dapat berujung pada kegagalan sistem pernapasan, sistem sirkulasi (jantung), dan kematian.
Penurunan suhu tubuh secara drastis yang berpotensi berbahaya. Penyebab yang paling umum adalah berada di lingkungan bersuhu dingin dalam waktu yang lama.

Pemicu Hipotermia

  • Beraktivitas terlalu lama di tempat yang dingin, seperti mendaki gunung atau berenang.
  • Mengonsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang. Kedua kebiasaan tersebut bisa menyebabkan pembuluh darah melebar, sehingga tubuh akan melepaskan panas yang tinggi dari permukaan kulit.
  • Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antidepresan.
  • Pengaruh penyakit tertentu yang memengaruhi pengendali suhu tubuh, seperti anoreksia nervosa, stroke, dan hipotiroidisme.
  • Penyakit yang memengaruhi memori, misalnya penyakit Alzheimer, karena tidak sadar sedang kedinginan atau tidak paham apa yang harus dilakukan.
  • Usia bayi dan manula, akibat kemampuan mengendalikan temperatur tubuh yang belum sempurna pada bayi dan menurun pada manula.

Penyebab Hipotermia

Penyebab umum hipotermia adalah paparan suhu dingin atau air dingin dalam waktu yang lama tanpa perlindungan yang cukup, misalnya akibat:
  • Berada terlalu lama di tempat dingin.
  • Jatuh ke kolam air dingin dalam waktu lama.
  • Mengenakan pakaian yang basah untuk waktu cukup lama.
  • Suhu pendingin ruangan yang terlalu rendah, terutama pada bayi dan lansia.
  • Tidak mengenakan pakaian yang tepat saat mendaki gunung.
Hipotermia juga dapat disebabkan oleh hal-hal di luar penyakit. Contohnya termasuk paparan dingin atau aktivitas fisik yang ekstrem.

Gejala Hipotermia

Beberapa gejala hipotermia, antara lain:
  • Berbicara cadel, bergumam, dan gagap.
  • Bibir berwarna kebiruan.
  • Denyut jantung lemah dan tidak teratur.
  • Kulit bayi dapat berwarna merah terang, dingin, dan tampak sangat tidak bertenaga.
  • Mengantuk atau lemas.
  • Menggigil terus-menerus.
  • Merasa kedinginan.
  • Napas pelan dan pendek.
  • Penurunan kesadaran, seperti kebingungan.
  • Pupil mata yang melebar.
  • Tidak dapat menghangatkan diri.
  • Tubuh menjadi kaku dan sulit bergerak.
Cari bantuan darurat jika Anda :
  • Tidak memiliki perlindungan yang cukup dari suhu dingin atau mengalami paparan pada suhu dingin yang berkepanjangan
  • Memiliki gejala seperti kebingungan, kesulitan berbicara, kehilangan kesadaran, napas dangkal atau lambat, atau perubahan pada warna kulit

Diagnosa Hipotermia

  • Dokter akan mendiagnosis hipotermia dengan melakukan wawancara medis serta pemeriksaan fisik dengan termometer khusus, yang dapat mengukur suhu tubuh yang rendah serta mengkonfirmasi diagnosis.
  • Pemeriksaan penunjang juga dapat dilakukan untuk mendeteksi masalah pada organ vital, seperti elektrokardiografi, pemeriksaan laboratorium, dan sinar X.

Komplikasi Hipotermia

Beberapa komplikasi hipotermia, antara lain:
  • Radang beku atau frostbite,
  • Jaringan tubuh membusuk akibat terhambatnya aliran darah, 
  • Bahkan kematian.

Cara Mengatasi Hipotermia

Beberapa penanganan yang dapat dilakukan, antara lain:

1. Sebelum pertolongan medis tiba:

  • Segera lepas dan ganti baju yang basah dengan yang kering.
  • Gunakan beberapa lapis selimut atau jaket untuk menghangatkan tubuh.
  • Berikan minuman hangat yang tidak mengandung kafein.
  • Hindari paparan angin dan udara.
  • Pindahkan ke area yang dekat dengan sumber panas dan dapat berbagi panas tubuh.
  • Hindari penggunaan panas secara langsung, seperti air panas atau alas penghangat.
Mengganti pakaian basah, menyelimuti tubuh, minum minuman hangat, dan mandi air hangat dapat membantu meningkatkan suhu tubuh. Tindakan ini juga disebut sebagai Perawatan Mandiri sambil menunggu datangnay pertolongan medis

2. Setelah pertolongan medis tiba:

  • Menghangatkan saluran pernapasan pengidap dengan memberikan oksigen yang sudah dihangatkan melalui masker dan selang.
  • Memberikan infus berisi larutan salin yang sudah dihangatkan.
  • Mengalirkan larutan yang hangat untuk melewati dan menghangatkan beberapa organ tubuh, misalnya sekitar paru-paru atau rongga perut.
  • Mengeluarkan dan menghangatkan darah pengidap, lalu kembali mengalirkannya ke dalam tubuhnya, dengan menggunakan mesin pintas jantung dan paru (CPB) atau mesin hemodialisis.

Pencegahan Hipotermia

Beberapa upaya pencegahan hipotermia, antara lain:
  • Berpakaian yang tepat saat musim dingin.
  • Ganti baju basah dengan baju kering sesegera mungkin.
  • Keluar dari air dingin secepatnya.
  • Konsumsi kalori dan cairan yang cukup.
  • Melakukan pengawasan lebih pada lansia dan anak kecil.
Segera hubungi dokter jika merasakan gejala-gejala di atas. Ingat, penanganan yang tepat dan cepat sangat dibutuhkan untuk menentukan langkah pengobatan dan mempercepat proses penyembuhan.





أحدث أقدم